Senin, 31 Oktober 2011

ASUS A42F, Notebook Hitam Mengkilap & Elegan

laptop keluaran terbaru dari Asus yang lebih mengutamakan segi kemudahanbagi pemakainya dalam menggunakan notebook. Design simple namun tetap terlihat elegan dengan warna hitam dominan pada keseluruhan fisik notebook.


Seperti kebanyakan notebook lain, fitur-fitur standard seperti WiFi, USB 20, HDMI, Bluetooth, LAN Connector, VGA Connector sudah tesedia pada Asus A42F. Yang paling unik, penempatan, penemapatan card reader pada bagian bawah touchpad, dan agak ke dalam mungkin akan membuat anda sedikit kesulitan saat ingin mentransfer data dari atau ke memoty card yang anda miliki.
Pada paket penjualan notebook ini, Asus telah memberikan bonus sebuah mouse yang bisa dipakai sebagai pengganti dari touchpad. Merupakan alternatif yang sangat menarik untuk anda yang belum terbiasa menggunakan touchpad.
Tapi tunggu dulu, jika anda membelinya melalui website FastNCheap, anda bisa mendapat bonus lagi berupa satu mouse “Nascar” yang bisa anda bawa pulang dengan gratis. Dua mouse dalam satu notebook, bonus yang menarik bukan?

Spesifikasi lengkap Asus Notebook A42F
• Processor Intel Core i3 CPU 370M 2.4GHz
• Sata Hard Drive 320GB
• RAM 1GB DDR3
• Layar 14 inch HD Led Display with 1366×768 pixel
• VGA Intel GMA 4500 HDD
• DVD SuperMulti Double Layer Drive
• Multi-in-1 Card Reader
• Wireless 802.11b/g/n
• Integrated web camera
• Integrated Bluetooth
• VGA, HDMI, LAN RJ45 Connector, 3xUSB 2.0, Audio Output
• 6 Cell battery
Karena pada pembelina notebook ASUS Notebook A42F belum disertakan operating system, maka kami mencoba menginstall Windows 7 Home Premium Edition ke hardisk-nya. Proses install berjalan cepat mengingat processor yang dipakai adalah Intel Core i3 2.4GHz dan didukung dengan memory DDR3 berkapasitas 1GB. Memang benar, kapasitas memory-nya tidak cukup besar untuk sekelas notebook Core i3. Tetapi, jika anda menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari seperti aplikasi office, mendengarkan musik, menonton video, seidkit edit foto menggunakan Adobe Photoshop dan beberapa aplikasi yang lain, kapasitas memory sebesar 1GB sudah lebih dari cukup untuk mengatasi semuanya.

Untuk urusan driver dan software pendukung, disertakan dua buah CD yang masing berisi CD driver dan aplikasi tambahan yang bisa dimanfaatkan. Driver yang disediakan adalah driver buat windows 7 dan tidak untuk yang lain. Jika anda ingin menginstall operating system selain windows 7, anda bisa download sendiri secara manual pada official websita asus.
SmartLogon for Convenient Facial Recognition Access
SmartLogon memungkinkan anda login menggunakan pengenal wajah. Kecanggihan teknologi SmartLogon, memungkinkan notebook akan tetap mengenali wajah anda meskipun anda sedang menggunakan penutup kepala. Tetapi, yang perlu diingat, jangan menggunakan kaca mata pada saat verifikasi wajah karena wajah anda anda terdeteksi sebagai orang yang berbeda ketika menggunakan kaca mata.
Ergonomic Typing Design
Keyboard Chiclet yang luas membuat anda merasa nyaman saat mengetik yang akan meberikan kenyamanan meskipun digunakan dalam waktu yang lama. Selain itu, permukaannya yang lebar juga mencegah debu masuk ke dalam notebook.

Palm Proof Technology pada TouchPad
Teknologi Palm Proof secara nyata dan cerdas akan mengenali perbedaan antara telapak tangan dan jari yang akan mencegah kursor berpindah saat melakukan pengetikan.

Intuitive Multi-touch Touchpad
Teknologi multi-touch touchpad sudah terintegrasi dengan baik. Anda bisa mengeser ke atas, ke bawah, ke samping hanya dengan menggunakan touchpad. Selain itu, fungsi ini bisa digunakan untuk memperbesar ukuran dari sebuah gambar yang sedang anda lihat. Caranya, tekan touchpad dengan satu jari, jangan dilepas dan gunakan jari yang lain untuk menggeser kursor ke kiri, kanan, atas maupun ke bawah.

Altec Lansing for Audio System
Tidak ketinggalan juga, kualitas audio dari notebook ini juga tidak perlu diragukan lagi. Dukungan Altec Lansing sebagai device dari audio system membuat pemiliknya semakin nyaman saat mendengarkan musik, menonton video dan aktifitas audio yang lain.
Performa Notebook
Hasil test kami menggunakan beberapa software benchmark bisa dilihat di bawah ini.
Salah satu standard test pada windows 7 adalah mencoba mengujinya dengan Windows Experience Index (bisa diakses melalui Control Panel). Hasilnya bisa dilihat di bawah ini.

Hasil test menggunakan NovaBench

Di bawah ini adalah simulasi penggunaan aplikasi 3D seperti game, video dan obyek 3D lainnya.

Kesimpulan
Memang benar, notebook ini bukanlah notebook kelas atas yang bisa anda buat untuk segalanya. Tetapi, dengan banyaknya fitur yang disediakan, kebutuhan umum akan sebuah portable komputer bisa tergantikan oleh notebook Asus A42F. Beberapa fitur menarik dari notebook ini yaitu SmartLogon, Intuitive Multi-touch Touchpad, Palm Proof Technology dan beberapa fitur menarik lainnya bisa didapatkan pada Asus A42F.
Link Product
• Notebook ASUS A42F-VX109D

LAPORAN PRAKTEK KERJA PERPUSTAKAAN WAWAN

LAPORAN PKP D-II ILMU PERPUSTAKAAN PUST2290
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GANGKING
KABUPATEN BULUKUMBA

DISUSUN
OLEH :

GUSTIAWAL
NIM : 016946119
20112
80D MAKASSAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2011


PENGESAHAN LAPORAN


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kerja Perpustakaan (PUST 2290) Program D- II Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka.
Kepala UPBJJ-UT Makassar

DR. SUGILAR M.Pd
NIP. 131671932











PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Perpustakaan (PKP) yang dilaksanakan di Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gangking Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba telah disahkan oleh Kepala Perpustakaan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gangking Kecamatan Gangking Kabupaten Bulukumba Pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 01 November 2011
Tempat : Perpustakaan Sekolah Menengah Atas 1 Gangking Kecamatan Gantarang


Kepala Perpustakaan SMAN 1 Gangking, Pembimbing,


Dra.Hj. Rosmawati Akmal,S.pd
NIP.196106281986031007 NIP.197601212005021005


Mengetahi
Kepala Sekolah SMAN 1 Gangking


Drs.Ahmad Badawi
NIP. 1961010519880311014


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, dimana laporan ini di ajukan untuk memenuhi syarat agar dapat menyelesaikan kuliah D II Pustakawan.
Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan apa yang telah kami lakukan di Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Gangking. Laporan ini dibuat sebagai hasil Praktek Kerja Perpustakaan (PKP).
Dalam penyusunan laporan ini kami selaku penulis, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun isi dari laporan ini. Mengingat kekurang sempurnaan kami sebagai pelajar dalam tahap proses pembelajaran tingkat menengah dan pengalaman-pengalaman lain yang belum kami ketahui. Meskipun demikian, kami tetap berusaha sesuai kemampuan yang kami miliki agar terselesaikannya laporan ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan laporan ini. Sehubungan dengan hal tersebut dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan selama pelaksanaan Praktik Kerja Perpustakaan (PKP).
2. Bapak , Drs. Ahmad Badawi selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Gangking kabupaten Bulukumba.
3. Ibu Dra. Hj. Rosmawati selaku kepala perpustakaan SMA Negeri 1 Gangking kabupatan Bulukumba.
4. Bapak Akmal,Spd selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan saran dalam penyusunan laporan ini.
5. Teman-teman D-II Ilmu Perpustakaan Masa Registrasi Awal 2010.1
6. Semua tutor D II Ilmu Perpustakaan.
7. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi teman-teman kami yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Bulukumba, 31 Oktober 2011
Penulis

















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Pengesahan Laporan i
Pengesahan ii
Kata pengantar iii
Daftar Isi v
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan PKP 2
Bab II Hasil Praktik Perpustakaan 3
1. Pengadaan Bahan Pustaka 3
2. Pengolahan Bahan Pustaka 6
3. Layanan Bahan Pustaka 8
Bab III Penutup 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
Daftar Pustaka 14












BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, selain dibutuhkan kecerdasan dan kemampuan, juga dibutuhkan pengalaman kerja. Karena dunia kerja saat ini begitu ketat persaingan dan semakin banyak pula lulusan baru dari lembaga pendidikan tiap tahunnya.
Perpustakaan Sekolah di era saat ini harus melakukan perubahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat penggunanya. Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat berlimpah dan menyeluruh. Keadaan ini yang mendorong para pustakawan, serta pelaku pemanfaat informasi atau pengguna
Perpustakaan berusaha keras agar mendapat perkembangan dan kecepatan kehadiran informasi yang mutakhir dan yang dibutuhkan. Layanan penelusuran informasi merupakah salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya. Ciri utama kegiatan tersebut yaitu layanan yang dilakukan dengan memanfaatkan seperangkat sumber referens atau bahan rujukan seperti: kamus, ensiklopedi, direktori, statistik bibliografi dan lain sebagainya. Agar informasi yang ada di perpustakaan dapat berfungsi secara maksimal maka diperlukan tenaga pengelola professional yang memiliki ilmu pengetahuan di bidang perpustakaan. Ilmu pengetahuan di bidang perpustakaan dapat diperoleh melalui kuliah di jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Pendidikan yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktek, salah satunya adalah Praktek Kerja Perpustakaan (PKP). Praktek Kerja Pustakawan merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar melalui praktek yang dibimbing langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan. Di perpustakaan, tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa dapat belajar dengan menggunakan ilmu yang diperoleh secara teoritis dan dipadukan dengan ilmu praktis yang ada di lapangan. Dengan demikian mahasiswa Praktek Kerja Lapangan dapat merasakan dan menguasai ilmu perpustakaan.
B. Tujuan Praktik Kerja Perpustakaan
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Perpustakaan (PKP) adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui strategi peningkatan pelayanan dalam mengelola perpustakaan di Perpustakaan SMAN 1 Gangking.
2. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam melayani pengguna perpustakaan dan mengelola perpustakaan
3. Mahasiswa mendapat pengalaman bekerja di lapangan,
4. Mahasiswa dapat menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh,
5. Mahasiswa dapat memenuhi syarat untuk penilaian yang diperlukan dalam perkuliahan.





















BAB II
HASIL PRAKTIK PERPUSTAKAAN
1. PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi berakhir di pengadaan bahan pustaka.
Di perpustakaan perguruan tinggi pengadaan bahan pustaka merupakaan bagian pelayanan teknis. Hal ini disebabkan karena tugas utama dari perpustakaan adalah menyajikan dan meyebarluaskan informasi kepada seluruh sivitas akademik di perguruan tinggi. Untuk melakukan tugas tersebut maka perpustakaan hendaklah didukung oleh bahan pustaka yang tepat, lengkap dan selalu up to date sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Menurut Sutarno, (2006:174), ”Pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.
Menurut Sumantri, (2002:29), ”Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual”.
Pendapat lain meyebutkan bahwa, ”Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka (Darmono, 2001:57)”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menghimpun bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan harus mengacu kepada kebutuhan pengguna dengan selalu terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) agar fungsi dan tujuan perpustakaan dapat terwujud.
Adapun beberapa pengadaan di SMA negeri 1 Gangking.
Melakukan permintaan untuk buku titipan, dalam hal ini permintaan kepada guru/staf SMA Negeri 1 Gangking.
Pemberian hadiah tanpa diminta, dalam hal ini dari instansi pemerintah atau non pemerintah.
Pemberian hadiah atas permintaan.
1. Jenis Bahan Pustaka
Sebelum membahas berbagai jenis bahan pustaka, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu bahan pustaka. Pustaka artinya kitap atau buku. Menurut Massofa (2008), beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu
a) karya cetak,
b) karya noncetak;
c) bentuk mikro; dan
d) karya dalam bentuk elektronik.
2. Kebijakan Pengembangan Koleksi
Menurut Massofa (2008), menyatakan kebijakan pengembangan koleksi berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah.
b. Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pemakai, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangan selanjutnya.
c. Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana.
3. Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna baik kwalitas maupun kwantitasnya. Selain itu seleksi bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia.
4. Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Untuk meningkatkan mutu koleksi, perpustakaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Hal ini dilakukan agar perpustakaan terhindar dari beberapa kekeliruan dalam menentukan koleksinya.
5. Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka
Alat bantu pemilihan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.
6. Sistem Pengadaan Bahan Pustaka
Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus
dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi. Koleksi mana yang menjadi prioritas pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan koleksi. Dengan demikian arah pengembangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis lainnya yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan.
Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), sistem pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan dilakukan melalui:
1. Pembelian dan pelangganan
2. Hadiah atau sumbangan
3. Tukar menukar
4. Penerbitan sendiri
5. Titipan




2. PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
Perpustakaan sekolah memiliki fungsi diantaranya sebagai sumber belajar, mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada diri peserta didik, juga sebagai tempat rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan yang sesuai dengan umur dan tingkat kecerdasan anak. Untuk memaksimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka perlu ditempuh rangkaian kegiatan yang terdiri atas pembinaan dan pengembangan koleksi, pengolahan, sampai dengan pelayanan bahan koleksi. Berikut ini disampaikan pengelolaan perpustakaan secara teknis yang hanya meliputi pembinaan dan pengembangan koleksi sampai inventarisasi.
Pengolahan bahan pustaka pada tempat kami Praktik Kerja Perpustakaan di SMAN 1 Gangking masih menggunakan cara manual yaitu prakatogisasi dan katalogisasi. Adapun tujuan pengatalogan adalah :
a. Untuk memungkinkan pengguna menemukan bahan pustaka, jika yang diketahui dari bahan pustaka itu adalah
1) Nama pengarang
2) Judul
3) Subjek
b. Untuk menunjukkan karya-karya yang dimiliki perpustakaan
1) Oleh pengarang tertentu
2) Mengenai subjek tertentu
3) Dalam bentuk literatur tertentu
c. Untuk membantu dalam pemilihan buku dari segi
1) Edisi
2) Karakternya
Ada 2 macam sistem katalog
1. Sistem katalog berkelas, terdiri dari 3 susunan katalog
a. Katalog berkelas
b. Katalog pengarang
c. Inteks subjek
2. Sistem katalog berabjad, ada 2 macam, yaitu
a. Katalog berabjad terpadu
b. Katalog terbagi
Ada beberapa macam bentuk katalog, yaitu :
1. Katalog kartu
2. Katalog berkas
3. Katalog bukukatalog dalam komputer yaitu OPAC
Selain katalog sarana temu kembali yang dapat digunakan adalah susunan buku rak. Penempatan buku dirak bisa dilakukan dengan cara penempatan relatif untuk buku yang disusun berdasarkan subjek, dan penempatan tetap dimana buku ditempatkan pada rak yang sudah diberi tanda terlebih dahulu.
Kegiatan pengolahan merupakan tindaklanjut setelah diterimanya koleksi. Jadi, sesungguhnya kegiatan inventarisasi berkaitan langsung dengan pengadaan. Inventarisasi dalam bidang perpustakaan merupakan suatu kegiatan untuk mencatat pustaka yang menjadi milik perpustakaan sekolah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan dalam menginventarisir koleksi perpustakaan:
1. setiap bahan yang baru diterima harus diberi cap perpustakaan pada halaman judul dan halaman tertentu yang sudah disepakati
2. setiap bahan didaftarkan dalam buku induk. Buku ini memuat kolom-kolom yang berisi keterangan tentang:
a. nomor urut buku masuk
b. tanggal masuk ke buku induk
c. nomor induk
d. pengarang
e. judul
f. edisi dan tahun
g. edisi dan tahun
h. penerbit
i. sumber (beli, hibah, tukar-menukar)
j. harga (jika dibeli)
k. keterangan lain
3. untuk bahan bukan buku seperti majalah, kaset, dapat disediakan buku induk tersendiri/khusus atau minimal dalam bentuk daftar bahan bukan buku. Adapun pemberian cap perpustakaan sebagai tanda kepemilikan tetap dilakukan.
4. PELAYANAN BAHAN PUSTAKA
Banyak argumentasi yang menyatakan bahwa layanan perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan identik dengan layanan karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada kegiatan layanan. (Nasution, 1992 : 2).
Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tugas yang mulia dan tujuan sebenarnya layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.
Aktivitas layanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat pengguna perpustakaan .
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan dalam penyelenggaraannya. Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila akses layanan digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Ada tiga jenis akses dalam layanan perpustakaan, yakni akses layanan terbuka (Open Access), akses layanan tertutup (Close Access), dan akses layanan campuran. Ketiga akses layanan ini ada hubungannya dengan cara bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk menemukan bahan pustaka dalam mencari informasi. Masing-masing akses tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahannya, dan berbeda dalam pelaksanaannya.
Pelayanan Perpustakaan di SMAN 1 Gangking menggunakan sistem terbuka. Selain itu juga disediakan layanan referensi yang digunakan untuk melakukan rujukan dan penelitian yang dimaksudkan untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar siswa.
a. Akses Layanan Terbuka (Open Access)
Akses layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan. Pengguna diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan. Tujuan akses layanan terbuka adalah memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mendapatkan koleksi seluas-luasnya, tidak hanya sekedar membaca-baca di rak, tetapi juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada di rak, yang kira-kira dapat mendukung penelitiannya. Akses layanan terbuka biasanya diterapkan untuk layanan di perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi.
Ada beberapa kelebihan yang dapat diambil, apabila perpustakaan menggunakan akses layanan terbuka, antara lain adalah :
a. Pengguna bebas memilih bahan pustaka di rak.
b. Pengguna tidak harus menggunakan katalog
c. Pengguna dapat mengganti bahan pustaka yang isinya mirip, jika bahan pustaka yang dicari tidak ada.
d. Pengguna dapat membandingkan isi bahan pustaka dengan judul yang dicarinya.
e. Bahan pustaka lebih bermanfaat dan didayagunakan
f. Menghemat tenaga pustakawan.
Selain kelebihan tersebut, akses layanan terbuka juga memiliki beberapa kelemahan antara lain adalah:
a. Pengguna cenderung mengembalikan bahan pustaka seenaknya, sehingga mengacaukan dalam penyusunan bahan pustaka di rak.
b. Lebih besar kemungkinan kehilangan bahan pustaka.
c. Tidak semua pengguna paham benar dalam mencari bahan pustaka di rak apalagi jika koleksinya sudah banyak.
d. Bahan pustaka lebih cepat rusak.
e. Terjadi perubahan susunan bahan pustaka di rak, sehingga perlu pembenahan terus menerus.
b. Akses Layanan Tertutup (Close Access)
Pada akses layanan koleksi tertutup , berarti pengguna tidak boleh langsung mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas perpustakaan yang akan mengambil. Dengan menggunakan akses ini petugas akan lebih sibuk karena harus mancari bahan pustaka di rak, terutama pada jam-jam sibuk pada saat banyak pengguna yang memerlukan bahan pustaka. Tujuan akses layanan ini adalah memberikan layanan secara terbatas kepada pengguna, sehingga pengguna tidak dapat mencari bahan pustaka yang dibutuhkannya di rak, tetapi akan dilayani oleh petugas. Oleh karena itu, pengguna harus mencari nomor panggil bahan pustaka melalui katalog yang disediakan.
Kelebihan dengan menggunakan akses layanan tertutup adalah sebagai berikut :
a. Bahan pustaka tersusun rapi di rak, karena hanya petugas yang mengambil.
b. Kemungkinan kehilangan bahan pustaka sangat kecil.
c. Bahan pustaka tidak cepat rusak
d. Penempatan kembali bahan pustaka yang telah digunakan ke rak lebih cepat
e. Pengawasan dapat dilakukan secara longgar.
f. Proses temu kembali lebih efektif.
Adapun kekurangan dengan menggunakan akses layanan tertutup adalah sebagai berikut :
a. Pengguna tidak bebas dan kurang puas dalam menemukan bahan pustaka
b. Bahan pustaka yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna
c. Katalog cepat rusak
d. Tidak semua pengguna paham dalam menggunakan tehnik mencari bahan pustaka melalui katalog
e. Tidak semua koleksi dimanfaatkan dan didayagunakan oleh pengguna
f. Perpustakaan lebih sibuk.
c. Akses Layanan Campuran ( Mixed Acces )
Pada akses layanan campuran perpustakaan dapat menerapkan dua sistem pelayanan sekaligus, yaitu layanan terbuka dan layanan tertutup. Perpustakaan yang menggunakan sistem layanan campuran biasanya memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, koleksi referens, Deposit, atau tesis, sedangkan untuk koleksi lainnya menggunakan akses layanan terbuka.
Sistem layanan campuran ini biasanya diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah.
Kelebihan akses layanan campuran adalah sebagai berikut
a. Pengguna dapat langsung menggunakan koleksi referens dan koleksi umum secara bersamaan.
b. Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referens.
c. Menghemat tenaga layanan.
Adapun kelemahan akses layanan campuran adalah sebagai berikut :
a. Petugas sulit mengontrol pengguna yang menggunakan koleksi referens dan koleksi umum sekaligus.
b. Ruang koleksi referens dan koleksi umum menjadi satu.
c. Perlu pengawasan yang lebih ketat.
Jam Perpustakaan ( Library Hour )
Program ini cocok untuk perpustakaan sekolah, yaitu dengan cara melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidikan tentang berbagai jenis subjek yang berhubungan dengan kurikulum sekolah. Semua kegiatan tersebut harus dilakukan di perpustakaan sekolah.


Berikut jadwal layanan di SMAN 1 Gangking :
HARI JAM KETERANGAN
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
SABTU 08.00 – 12.30
08.00 – 13.00
08.00 – 13.00
08.00 – 13.00
08.00 – 10.00
08.00 – 13.00 Hari minggu libur

Jumlah anggota perpustakaan sampai dengan oktober 2011 mencapai 748 anggota, yang terdiri dari:
Siswa 698 orang
 Siswa kelas X : 301
 Siswa kelas XI : 207
 Siswa kelas XII : 190
Guru dan staf 50 orang
Adapun persyaratan dan ketentuan peminjaman yaitu:
1. Siswa, guru dan staf SMAN 1 Gangking yang sudah terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan telah memiliki kartu anggota.
2. Berlaku selama yang bersangkutan masih menjadi anggota masyarakat SMAN 1 Gangking
3. Anggota wajib mentaati peraturan perpustakaan.




















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja Perpustakaan (PKP), penulis menyimpulkan bahwa:
Ilmu yang diperoleh penulis selama kuliah dapat diterapkan di tempat Praktik Kerja Perpustakaan (PKP).
Wawasan dan pengetahuan penulis bertambah dengan adanya ilmu baru
yang diperoleh selama Praktek Kerja Perpustakaan(PKP).
Program juga bermanfaat bagi pihak Perpustakaan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan program ini sebenarnya bisa lebih baik dari yang diberikan oleh penulis. Semoga program ini dapat bermanfaat bagi Perpustakaan dan mudah mudahan perpustakaan di Indonesia lebih maju lagi serta jangan hanya menjadikan perpustakaan itu sebagai gudang buku yang tak banyak diminati oleh masyarakat sekitar ataupun siswa-siswi disekolah dan kalau bisa perpustakaan sekolah juga membuka lebar pintu untuk masyarakat sekitar yanf membutuhkan bacaan atau pelajaran lewat buku karena banyak masyarakat yang masih kurang mengetahui cara kerja mereka dengan profesinya baik itu jadi petani maupun yang lainnya serta pustakawannya juga dapat memberikan arahan untuk mengunjungi perpustakaan dengan tujuan membaca karena ada pendapat mengatakan siapa billang kutu buku itu tidak keren. “Majulah perpustakaan Indonesia”













DAFTAR PUSTAKA

Darmono (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Grasindo
Taufiq A. D dan Tri S. (Ed). (2000). Pedoman Pengelolaan Perpustakaan
Madrasah. Yogyakarta: BEP-FkBA-LpPI.
Sulistyo Basuki. (2009). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta. Universitas Terbuka
Soeatminah. (1992) Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta. Kanisus.



INFORMASI LANJUTAN 087841614886

Sabtu, 29 Oktober 2011

MAKALAH SYARAT-SYARAT PERIWAYAT HADITS DAN PROSES TRANSFORMASI HADITS

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, makalah yang berjudul “SYARAT – SYARAT PERIWAYAT
HADITS DAN PROSES TRANSFORMASI HADITS” yang kami susun telah selesai, mudah –
mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita. Ketika kita mengkaji ilmu hadits atau lebih popular
dengan nama ilmu musthalah hadits, kita akan mendapati bahwa bagian terpenting yang menjadi
objek kajian dalam disiplin ini adalah meneliti otentisitas suatu hadits. Karenanya, dalam sudut
pandang ini secara praktis ilmu hadits sesungguhnya sudah di kenal semenjak Nabi Muhammad
SAW masih hidup. Tentu saja cakupan kajiannya masih sangat terbatas, karena semuanya masih
dapat dengan mudah berpulang langsung kepada Nabi Muhammad SAW untuk di lakukan cek
dan riceknya.
Oleh sebab itu di dalam makalah ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui
“SYARAT – SYARAT PERIWAYAT HADITS DAN PROSES TRANSFORMASI HADITS”
(Ilmu Hadits) dalam menerangkan tujuan yang kita capai bagi kita semua. Bila ada kekurangan
dalam menyusun makalah ini kami minta saran dan pendapatnya agar tercapai tujuan yang di
harapkan.

PENULIS









DAFTAR ISI
Sampul ...................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar isi ................................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
2. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan .................................................................................................................. 3
A. Pengertian Periwayat Hadis........................................................................................ 3
B. Syarat-Syarat Seorang Periwayat Hadits .................................................................. 4
C. Cara Menerima dan Menyampaikan Riwayat ......................................................... 4
D. Kedudukan Boleh Tidaknya Meriwayatkan Hadits Dengan Makna ..................... 9
Bab III Penutup........................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 13




BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mayoritas ulama hadits, ushul dan fiqih sepakat menyatakan bahwa seorang
guru yang menyampaikan sebuah hadits harus mempunyai ingatan dan hafalan yang kuat
(Olabit), serta memiliki integritas keagamaan yang kemudian melahirkan tingkat kredibilitas
sifat adil dalam hubungannya dengan periwayatan hadits maka yang dimaksud adalah, suatu
karakter yang terdapat dalam diri seseorang yang selalu mendorongnya melakukan hal – hal
yang postif atau orang yang selalu konsisten dalam kebaikan dan mempunyai komitmen
tinggi terhadap agamanya. Semetara itu untuk mencapai
tingkat adalah seseorang harus memenuhi empat syarat yaitu : a. islam, b. baligh, c.
berakal, d. takwa.
Wacana yang paling fundamental dalam kajian hadis adalah persoalan otentisitas
dan reliabilitas metodologi otentifikasi hadis. Keraguan sebagian sarjana Muslim atas peran
hadis sebagai sumber otoritas kedua setelah al-Qur‟an, tidak sepenuhnya berkaitan dengan
resistensi mereka atas otoritas sunnah, tetapi lebih pada keraguan mereka atas keakuratan
metodologi yang digunakan dalam menentukan originalitas hadis. Apabila metodologi
otentifikasi yang digunakan bermasalah, maka semua hasil yang dicapai dari metode
tersebut tidak steril dari kemungkinan kemungkinan verifikasi ulang, kritik sejarah bahkan
hasil tersebut bisa menjadi collapse. Posisi hadis sebagai sumber otoritas Islam. Hadis yang
dianggap sebagai verbalisasi sunnah oleh umat Islam terlalu penting untuk diabaikan dalam
kehidupan beragama, sosial dan politik. Hadis bukan hanya sebagai sumber hukum Islam
yang berdiri sendiri, tapi juga sebagai sumber informasi yang sangat berharga untuk

memehami wahyu Allah. Ia juga sebagai sumber sejarah masa awal Islam. Singkatnya, ada
hadis hukum, hadis tafsir dan hadis sebagai sumber sejarah dan moral. Dalam anatomi
hukum Islam, hadis merupakan salah satu kalau bukan yang terpenting sumber untuk
dikonsultasi. Maka disini kami akan mencoba untuk membahas mengenai syarat seorang
perawi dan cara mereka menerima dan menyampaikan riwayat.
2. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk menjadikan pendorong kami, betapa pentingnya “STUDI HADITS” untuk kita
pelajari sehingga kita dapat menjadi berkepribadian yang baik namun bukan berarti kita
harus menjadi orang yang sempurna, karena tidak menutup kemungkinan seorang ulama atau
penguasa yang baik tentu banyak memiliki kekurangan. Melainkan yang menjadi tolak ukur
disini adalah keistimewaan yang ada melebihi kekurangannya, dan kekurangannya dapat
ditutupi oleh kelebihannya.








BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Periwayat Hadits
Menurut ilmu hadits periwayat adalah “orang yang meriwayatkan hadits”. Salah satu
cabang dari penelitian hadits adalah penelitian terhadap rawi hadits. Baik menyangkut sisi
positif maupun sisi negetif perawi. Ilmu ini dikenal dengan istilah ilmu Jarh dan Ta‟dil. Ilmu
ini membahas tentang kondisi perawi. Apakah dapat dipercaya, handal, jujur, adil, dan tergas
atau sebaliknya.
Jarh dan Ta‟dil sebenarnya berasal dari ilmu rijalul hadits. Mustafa Al Saba‟i
memasukkan ilmu ini sebagai salah satu ilmu yang paling berharga dalam “Ulum Al Hadits”.
Melalui ilmu ini kajian dan penelanjangan terhadap rawi hadits akan terjadi kredibilitas
perawi hadits akan terukur dengan jelas. Mengingat ilmu ini sangat penting. Siapapun yang
menggeluti hadits ia harus mempelajarinya. Karena ilmu ini menjadi penentu hadits, apakah
termasuk shohih atau tidak. Layak dijadikan sumber hukum atau tidak.
Seorang rawi yang adil harus memiliki karakteristik moral baik, muslim, telah baligh,
berakal sehat, terbebas dari kefasikan dan hal – hal yang menyebabkan harga dirinya jatuh dai
ia meriwayatkan hadits dalam keadaan sadar.
Karakter yang terdapat dalam diri seorang rawi, mendorongnya agar
selalumelakukan hal – hal postif atau rawi selalu konsisten dalam kebaikan dan mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap agamanya. Maka dari itu rawi di tuntut mengetahui atau
menguasai isi kitabnya. Jika meriwayatkan haditsnya dari kitab dan juga ia harus mengetahui
hal – hal yang dapat menggangu makna hadits yang diriwayatkan. 4


B. Syarat-Syarat Seorang Periwayat Hadits
Sifat-sifat hadits yang diterima:
1. Sanadnya harus muttasil (bersambung), artinya tiap-tiap perawi betul-betul mendengar dari
gurunya. Guru benar-benar mendengar dari gurunya, dan gurunya benar-benar mendengar
dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam.
2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa,
perbuatan dan perkataan yang hina. Perawi yang adil adalah perawi yang muslim, baligh
(dapat memahami perkataan dan menjawab pertanyaan), berakal, terhindar dari sebab-
sebab kefasikan dan rusaknya kehormatan (contoh-contoh kefasikan dan rusaknya
kehormatan adalah seperti melakukan kemaksiatan dan bid‟ah, termasuk diantaranya
merokok, mencukur jenggot, dan bermain musik).
3. Betul-betul hafal.
4. Tidak bertentangan dengan perawi yang lebih baik dan lebih dapat dipercaya.
5. Tidak berillat, yakni tidak memiliki sifat yang membuat haditsnya tidak diterima.
C. Cara Menerima Dan Menyampaikan Riwayat
Yang dimaksud dengan “jalan menerima hadits” (thuruq at-tahammul) adalah cara-cara
menerima hadits dan mengambilnya dari Syaikh. Dan yang dimaksud dengan “bentuk
penyampaian” (sighatul-ada‟) adalah lafadh-lafadh yang digunakan oleh ahli hadits dalam
meriwayatkan hadits dan menyampaikannya kepada muridnya, misalnya dengan kata :
sami‟tu ( ) “Aku telah mendengar”; haddatsani ( ) “telah bercerita kepadaku”; dan
yang semisal dengannya. Dalam menerima hadits tidak disyaratkan seorang harus muslim dan
baligh. Inilah pendapat yang benar. Namun ketika menyampaikannya, disyaratkan harus Islam 5

dan baligh. Maka diterima riwayat seorang muslim yang baligh dari hadits yang diterimanya
sebelum masuk Islam atau sebelum baligh, dengan syarat tamyiz atau dapat membedakan
(yang haq dan yang bathil) sebelum baligh. Sebagian ulama memberikan batasan minimal
berumur lima tahun. Namun yang benar adalah cukup batasan tamyiz atau dapat
membedakan. Jika ia dapat memahami pembicaraan dan memberikan jawaban dan
pendengaran yang benar, itulah tamyiz dan mumayyiz. Jika tidak, maka haditsnya ditolak.
Jalan untuk menerima dan menyampaikan hadits ada delapan, yaitu as-sama‟ atau mendengar
lafadh syaikh; al-qira‟ah atau membaca kepada syaikh; al-ijazah, al-munawalah, al-kitabah,
al-I‟lam, al-washiyyah, dan al-wijadah. Berikut ini masing-masing penjelasannya berikut
lafadh-lafadh penyampaian masing-masing :
 As-Sama‟ atau mendengar lafadh syaikh (guru). Gambarannya : Seorang guru membaca
dan murid mendengarkan; baik guru membaca dari hafalannya atau tulisannya, dan baik
murid mendengar dan menulis apa yang didengarnya, atau mendengar saja, dan tidak
menulis. Menurut jumhur ulama, as-sama‟ ini merupakan bagian yang paling tinggi
dalam pengambilan hadits. Lafadh-lafadh penyampaian hadits dengan cara ini adalah aku
telah mendengar dan telah menceritakan kepadaku. Jika perawinya banyak : kami telah
mendengar dan telah menceritakan kepada kami. Ini menunjukkan bahwasannya dia
mendengar dari sang syaikh bersama yang lain. Adapun lafadh : telah berkata kepadaku
atau telah menyebutkan kepadaku, lebih tepat untuk mendengarkan dalam mudzakarah
pelajaran, bukan untuk mendengarkan hadits.
 Al-Qira‟ah atau membaca kepada syaikh. Para ahli hadits menyebutnya : Al-Ardl
Bentuknya : Seorang perawi membaca hadits kepada seorang syaikh, dan syaikh
mendengarkan bacaannya untuk meneliti, baik perawi yang membaca atau orang lain 6

yang membaca sedang syaikh mendengarkan, dan baik bacaan dari hafalan atau dari
buku, atau baik syaikh mengikuti pembaca dari hafalannya atau memegang kitabnya
sendiri atau memegang kitab orang lain yang tsiqah. Mereka (para ulama) berselisih
pendapat tentang membaca kepada syaikh; apakah dia setingkat dengan as-sama‟, atau
lebih rendah darinya? Yang benar adalah lebih rendah dari as-sama‟.Ketika
menyampaikan hadits atau riwayat yang dibaca si perawi menggunakan lafadh-lafadh :
aku telah membaca kepada fulan atau telah dibacakan kepadanya dan aku mendengar
orang membaca dan ia menyetujuinya. Lafadh as-sama‟ berikutnya adalah yang terikat
dengan lafadh qira‟ah seperti : haddatsana qira‟atan „alaih (ia menyampaikan kepada
kami melalui bacaan orang kepadanya). Namun yang umum menurut ahli hadits adalah
dengan menggunakan lafadh akhbarana saja tanpa tambahan yang lain.
 Al-Ijazah Yaitu : Seorang Syaikh mengijinkan muridnya meriwayatkan hadits atau
riwayat, baik dengan ucapan atau tulisan. Gambarannya : Seorang syaikh mengatakan
kepada salah seorang muridnya : Aku ijinkan kepadamu untuk meriwayatkan dariku
demikian. Di antara macam-macam ijazah adalah :
 Syaikh mengijazahkan sesuatu yang tertentu kepada seorang yang tertentu. Misalnya dia
berkata,“Aku ijazahkan kepadamu Shahih Bukhari”. Di antara jenis-jenis ijazah, inilah
yang paling tinggi derajatnya.
 Syaikh mengijazahkan orang yang tertentu dengan tanpa menentukan apa yang
diijazahkannya. Seperti mengatakan,“Aku ijazahkan kepadamu untuk meriwayatkan
semua riwayatku”. 7

 Syaikh mengijazahkan kepada siapa saja (tanpa menentukan) dengan juga tidak
menentukan apa yang diijazahkan, seperti mengatakan,“Aku ijazahkan semua riwayatku
kepada semua orang pada jamanku”.
 Syaikh mengijazahkan kepada orang yang tidak diketahui atau majhul. Seperti dia
mengatakan,“Aku ijazahkan kepada Muhammad bin Khalid Ad-Dimasyqi”; sedangkan di
situ terdapat sejumlah orang yang mempunyai nama seperti itu.
 Syaikh memberikan ijazah kepada orang yang tidak hadir demi mengikutkan mereka
yang hadir dalam majelis. Umpamanya dia berkata,“Aku ijazahkan riwayat ini kepada si
fulan dan keturunannya”.
Bentuk pertama (a) dari beberapa bentuk di atas adalah diperbolehkan menurut jumhur
ulama, dan ditetapkan sebagai sesuatu yang diamalkan. Dan inilah pendapat yang benar.
Sedangkan bentuk-bentuk yang lain, terjadi banyak perselisihan di antara para ulama. Ada yang
bathil lagi tidak berguna. Lafadh-lafdh yang dipakai dalam menyampaikan riwayat yang diterima
dengan jalur ijazah adalah ajaza li fulan (beliau telah memberikan ijazah kepada si fulan),
haddatsana ijaazatan, akhbarana ijaazatan, dan anba-ana ijaazatan (beliau telah memberitahukan
kepada kami secara ijazah).
• Al-Munaawalah atau menyerahkan. Al-Munawalah ada dua macam :
 Al-Munawalah yang disertai dengan ijazah. Ini tingkatannya paling tinggi di antara
macam-macam ijazah secara muthlaq. Seperti jika seorang syaikh memberikan kitabnya
kepada sang murid, lalu mengatakan kepadannya,“Ini riwayatku dari si fulan, maka
riwayatkanlah dariku”. Kemudian buku tersebut dibiarkan bersamanya untuk dimiliki
atau dipinjamkan untuk disalin. Maka diperbolehkan meriwayatkan dengan seperti ini,
dan tingkatannya lebih rendah daripada as-sama‟ dan al-qira‟ah. 8

 Al-Munawalah yang tidak diiringi ijazah. Seperti jika seorang syaikh memberikan
kitabnya kepada sang murid dengan hanya mengatakan : “Ini adalah riwayatku”. Yang
seperti ini tidak boleh diriwayatkan berdasarkan pendapat yang shahih. Lafadh-lafadh
yang dipakai dalam menyampaikan hadits atau riwayat yang diterima dengan jalan
munawalah ini adalah jika si perawi berkata : nawalanii wa ajazanii, atau haddatsanaa
munawalatan wa ijazatan, atau akhbarana munawalatan.
• Al-Kitabah Yaitu : Seorang syaikh menulis sendiri atau dia menyuruh orang lain menulis
riwayatnya kepada orang yang hadirs di tempatnya atau yang tidak hadir di situ. Kitabah ada
2 macam :
 Kitabah yang disertai dengan ijazah, seperti perkataan syaikh,“Aku ijazahkan kepadamu
apa yang aku tulis untukmu”, atau yang semisal dengannya. Dan riwayat dengan cara ini
adalah shahih karena kedudukannya sama kuat dengan munaawalah yang disertai ijazah.
 Kitabah yang tidak disertai dengan ijazah, seperti syaikh menulis sebagian hadits untuk
muridnya dan dikirimkan tulisan itu kepadanya, tapi tidak diperbolehkan untuk
meriwayatkannya. Di sini terdapat perselisihan hukum meriwayatkannya. Sebagian tidak
memperbolehkan, dan sebagian yang lain memperbolehkannya jika diketahui bahwa
tulisan tersebut adalah karya syaikh itu sendiri.
• Al-I‟lam (memberitahu)Yaitu : Seorang syaikh memberitahu seorang muridnya bahwa
hadits ini atau kitab ini adalah riwayatnya dari si fulan, dengan tidak disertakan ijin untuk
meriwayatkan daripadanya.
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum meriwayatkan dengan cara al-I‟lam.
Sebagian membolehkan dan sebagian yang lain tidak membolehkannya. Ketika menyampaikan 9

riwayat dengan cara ini, si perawi berkata : A‟lamanii syaikhi (guruku telah memberitahu
kepadaku).
• Al-Washiyyah (mewasiati) Yaitu : Seorang syaikh mewasiatkan di saat mendekati ajalnya
atau dalam perjalanan, sebuah kitab yang ia wasiatkan kepada sang perawi.
Riwayat yang seorang terima dengan jalan wasiat ini boleh dipakai menurut sebagian ulama,
namun yang benar adalah tidak boleh dipakai. Ketika menyampaikan riwayat dengan wasiat
ini perawi mengatakan : Aushaa ilaya fulaanun bi kitaabin (si fulan telah meqasiatkan
kepadaku sebuah kitab), atau haddatsanii fulaanun washiyyatan (si fulan telah bercerita
kepadaku dengan sebuah wasiat).
• Al-Wijaadah (mendapat) Yaitu : Seorang perawi mendapat hadits atau kitab dengan tulisan
seorang syaikh dan ia mengenal syaikh itu, sedang hadots-haditsnya tidak pernah didengarkan
ataupun ditulis oleh si perawi. Wijadah ini termasuk hadits munqathi‟, karena si perawi tidak
menerima sendiri dari orang yang menulisnya. Dalam menyampaikan hadits atau kitab yang
didapati dengan jalan wijadah ini, si perawi berkata,“Wajadtu bi kaththi fulaanin” (aku
mendapat buku ini dengan tulisan si fulan), atau “qara‟tu bi khththi fulaanin” (aku telah
membaca buku ini dengan tulisan si fulan); kemudian menyebutkan sanad dan matannya.
D. Kedudukan Boleh Tidaknya Meriwayatkan Hadits Dengan Makna
Sejak sahabatpun sudah controversial. Namun pada umumnya para sahabat
membolehkannya. Misalnya Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas‟ud
(W.32 H / 652 M), Anas bin Malik (W.98 H / 711 M), Abu Darda (W.32 H / 652M), Abu
Hurairah (W. 58 H/ 678 M), dan Aisyah binti Abu Bakar (Isteri Nabi) membolehkan periwayatan
hadits dengan makna. Sedangkan yang tidak membolehkan diantaranya Umar bin Al-Khatab,
Abdullah bin Umar bin Khatab dan Zain bin Arqam. Tetapi sebenarnya mereka yang berpegang 10

teguh pada periwayatannya dengan lapadz tidak melarang secara tegas sahabat lain dalam
meriwayatkan hadits dengan makna. Hal ini dimungkinkan karena adanya kesulitan periwayatan
tersebut, apabila seluruh sabda Nabi harus ditiru persis.
Namun demikian generasi keenam periwayat hadits seperti Abu Bakar bin Al-
Araby (W. 573 H / 1148 M) berpendapat bahwa periwayatan hadits dengan makna hanya di
bolehkan bagi sahabat. Menurutnya selain sahabat tidak di perkenankan untuk meriwayatkan
hadits dengan makna. Dalam pada itu, dikalangan tabi‟in juga terdapat perbedaan. Sehingga
Subhi As-Shalh menjelaskan hasil pengamatan Ibnu Aun yang menunjukkan bahwa Al Qasim
bin Muhammad, Raja‟ bin Habwat dan Muhammad bin Sirin mengharuskan riwayat dengan
lapadz.










BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
 Yang dimaksud dengan “jalan menerima hadits” (thuruq at-tahammul) adalah cara-cara menerima
hadits dan mengambilnya dari Syaikh.
 Dalam menerima hadits tidak disyaratkan seorang harus muslim dan baligh. Inilah pendapat yang
benar. Namun ketika menyampaikannya, disyaratkan harus Islam dan baligh. Maka diterima riwayat
seorang muslim yang baligh dari hadits yang diterimanya sebelum masuk Islam atau sebelum
baligh, dengan syarat tamyiz atau dapat membedakan (yang haq dan yang bathil) sebelum baligh.
 Jalan untuk menerima dan menyampaikan hadits ada delapan, yaitu
 as-sama’ atau mendengar lafadh syaikh;
 al-qira’ah atau membaca kepada syaikh;
 al-ijazah,
 al-munawalah,
 al-kitabah,
 al-I’lam,
 al-washiyyah,
 dan al-wijadah.
 Al-Ijazah Yaitu : Seorang Syaikh mengijinkan muridnya meriwayatkan hadits atau riwayat, baik
dengan ucapan atau tulisan.
 Al-Kitabah Yaitu : Seorang syaikh menulis sendiri atau dia menyuruh orang lain menulis riwayatnya
kepada orang yang hadirs di tempatnya atau yang tidak hadir di situ. 12

 Al-I’lam (memberitahu) Yaitu : Seorang syaikh memberitahu seorang muridnya bahwa hadits ini
atau kitab ini adalah riwayatnya dari si fulan, dengan tidak disertakan ijin untuk meriwayatkan
daripadanya.
 Al-Washiyyah (mewasiati) Yaitu : Seorang syaikh mewasiatkan di saat mendekati ajalnya atau dalam
perjalanan, sebuah kitab yang ia wasiatkan kepada sang perawi.
 Al-Wijaadah (mendapat) Yaitu : Seorang perawi mendapat hadits atau kitab dengan tulisan seorang
syaikh dan ia mengenal syaikh itu, sedang hadots-haditsnya tidak pernah didengarkan ataupun
ditulis oleh si perawi.
B. SARAN
Adapun saran kami adalah sebagai berikut :
Sebagai mahasiswa kita harus dapat menunjukkan etika yang baik di mata masyarakat
namun bukan berarti kita harus menjadi orang yang sempurna. Yang menjadi tolak ukur disini
adalah kekurangannya dapat di tutupi oleh kelebihannya.







DAFTAR PUSTAKA
http://runa0344.blogspot.com/2011/01/syarat-syarat-seorang-perawi-dan-proses.html
http://khairuddinhsb.wordpress.com/2008/06/24/syarat-periwayat-dan-proses-transformasi-hadits/
Prof. KH. Mustafa Yakub, M.A, Dasar – Dasar Ilmu Hadits
Drs. Yusuf Saefullah, M.Ag, Pengertian Ilmu Hadits
Drs. Cecep Sumarna, M.Ag
http://udink.wordpress.com/tahamul-ada-hadis/